Wednesday, December 23, 2009

5 KEBAJIKAN SEBAGAI ETOS KERJA

Wei De Dong Tian,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tian, berkat dorongan dari berbagai pihak akhirnya saya Dq. Su Xian Ying memberanikan diri mewakili Makin Lasem untuk mengikuti Lomba Khotbah yang akan dilaksanakan di Solo pada bulan Desember 2009.

Melihat banyak pengusaha belakangan ini yang tidak mengindahkan etos kerja, hanya mementingkan perkembangan perusahaannya. Menggunakan segala cara tanpa memikirkan nasib karyawan seperti kerja lembur, tanpa upah lembur. Ini sungguh bertentangan dengan ajaran Nabi Khongcu, yang menginginkan setiap individu memiliki 5 benih Kebajikan.

Toyota, Honda, Sony, Sharp, UC1000 dan lain-lain adalah sederet produk yang telah dikenal luas di dunia. Semuanya memiliki satu kesamaan yaitu berasal dari perusahaan Jepang. Produk Jepang tersebut sangat terkenal dengan kualitas tinggi dan jaminan mutu, penjualannya juga merajai pasar ekonomi dunia. Ternyata ada faktor penting yang mendukung kesuksesan perusahaan-perusahaan Jepang pada umumnya, yaitu etos kerja Bushido.

Etos berasal dari bahasa Yunani yang artinya adat atau kebiasaan. Menurut Jansen Sinamo, etos merupakan kunci dan fondasi keberhasilan suatu masyarakat atau bangsa. Selain itu, etos merupakan syarat utama bagi semua upaya peningkatan kualitas tenaga kerja atau sumber daya manusia, baik pada level individual, organisasional, maupun sosial.

Sedangkan kerja sebagai kehormatan, dan karenanya kita wajib menjaga kehormatan itu dengan menampilkan kinerja yang unggul. Kehormatan itu berakar pada kualitas dan keunggulan. Yang utama adalah keunggulan budi dan keunggulan karakter yang menghasilkan kerja dan kinerja yang unggul pula.

Jadi, etos kerja adalah:
1. Keyakinan yang berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok orang atau sebuah institusi.
2. Perilaku khas suatu komunitas atau organisasi, mencakup motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, keyakinan-keyakinan, prinsip-prinsip, standar-standar.
3. Sehimpunan perilaku dan yang lahir sebagai buah keyakinan fundamental dan komitmen total pada sehimpunan paradigma kerja yang integral.

Etos kerja Bushido sebagai kunci sukses bangsa Jepang, terdiri dari tujuh prinsip, yakni:
1. 义 yi : Kebenaran
2. 勇 yong : Keberanian
3. 仁 ren : Cinta Kasih
4. 礼 li : Kesusilaan
5. 诚/信 cheng/xin : Dapat Dipercaya
6. 誉 yu : Reputasi
7. 忠 zhong : Kesetiaan

Pada tahun 1300-an dalam sejarah Jepang tercatat bahwa kehidupan para kesatria Jepang atau Samurai berlandaskan pada ajaran Nabi Khongcu dengan kitab SuSi四书 (大学,中庸,论语,孟子)。Maka, memang benar bila 7 prinsip etos kerja Bushido tersebut disadur dari ajaran Nabi Khongcu yang disesuaikan dengan karakteristik bangsa Jepang. Kita sebagai umat Khonghucu tentunya tidak mau kalah dengan mereka, karena kita memiliki ajaran Nabi Khongcu yang asli.

Oleh karena itu, dengan bangga bisa kita sebutkan bahwa etos kerja menurut agama Khonghucu adalah 5 Kebajikan (五常), yakni:
1. 仁 ren : Cinta Kasih
2. 义 yi : Kebenaran
3. 礼 li : Kesusilaan
4. 智 zhi : Kebijaksanaan
5. 信 xin : Dapat Dipercaya

Cinta Kasih itulah Hati manusia. Perasaan belas kasihan itulah benih Cinta Kasih, maka yang tidak mempunyai perasaan berbelas kasihan itu bukan orang lagi.
Ada 5 pedoman Cinta kasih yang terdapat pada Sabda Suci XVII: 6: 2 hal. 301, yang berbunyi:
“Yaitu kalau orang dapat berlaku: Hormat, Lapang Hati, Dapat Dipercaya, Cekatan dan Bermurah Hati.
Orang yang berlaku Hormat, niscaya tidak terhina;
yang Lapang Hati, niscaya mendapat simpati umum;
yang Dapat Dipercaya, niscaya mendapat kepercayaan orang;
yang Cekatan, niscaya berhasil pekerjaannya; dan
yang Bermurah Hati niscaya diturut perintahnya.”
Contoh: antara atasan dan bawahan harus bisa menjaga sikap atau tingkah laku yang benar, sehingga membawa keharmonisan dalam lingkungan kerja. Sikap disini termasuk mengontrol hati.

Kebenaran berbeda dengan cinta kasih, meliputi pemikiran yang memerlukan logika dan tindakan dari sudut pandang seseorang. Perasaan malu dan tidak suka adalah benih Kebenaran, yang tidak mempunyai perasaan malu itu bukan orang lagi.
Contoh: sebagai seorang karyawan baru di sebuah perusahaan, perlu belajar tata cara atau prosedur kerja yang benar. Sehingga bisa beradaptasi dalam lingkungan kerja yang baru.
Bingcu berkata, “... Hidup, aku menyukai. Kebenaran, aku menyukai juga. Tetapi kalau tidak dapat kuperoleh kedua-duanya, akan kulepas hidup dan kupegang teguh Kebenaran. (kutipan salah satu ayat dalam Bingcu VIA: 10 hal. 698)

Kesusilaan terdiri dari kesetiaan, sikap baik, tanggung jawab, kesederhanaan, penghormataan, dan lain-lain. Perasaan rendah hati dan mau mengalah itulah benih Kesusilaan, yang tidak mempunyai perasaan rendah hati dan mau mengalah itu bukan orang lagi.
Contoh: dalam bekerja, bertingkah lakulah sesuai dengan Kesusilaan agar sesama rekan kerja saling menghormati.
Seperti yang terdapat dalam Bingcu VIIB: 33: 2 hal. 806, yaitu:
“Bila segenap gerak, wajah dan tingkah laku dapat tepat dengan Kesusilaan, itu tentu karena sudah mencapai puncak Kebajikan Sempurna.”

Kebijaksanaan adalah pengetahuan tentang benar dan salah, baik dan buruk. Penting dalam penerapan norma-norma moral, tanpa itu seseorang tidak bisa menjadi bijaksana. Tanpa Kebijaksanaan, seseorang tidak akan mempunyai etika atau kemampuan sosial, atau dalam bahasa yang sederhana perlu bimbingan untuk menuju kebajikan yang lain.
Contoh: menjadi seorang manager adalah impian semua orang, namun perlu diingat tugas dan tanggung jawabnya juga besar. Dalam keadaan yang mendesak, harus bisa bersikap bijaksana dalam memutuskan sesuatu, sehingga keputusannya tidak timpang sebelah.
Perasaan membenarkan dan menyalahkan itulah benih Kebijaksanaan, yang tidak mempunyai perasaan membenarkan dan menyalahkan itu bukan orang lagi. (penggalan ayat suci dari Bingcu IIA: 6: 4,5 hal. 439)

Dapat Dipercaya sama dengan kejujuran. Artinya dari luar perbuatan seseorang sesuai dengan kata-katanya, dari dalam kata-kata dan pikirannya sejalan. Kejujuran adalah kunci penting sifat seseorang, tanpa itu 4 kebajikan yang lain tidak akan ada artinya.
Contoh: seorang pemimpin perusahaan yang dipegang itu ucapan. Sehingga dalam berbicara hendaklah dapat dipercaya, janganlah hanya sekedar menunjukkan mau berlaku lurus.
Dalam Bingcu VIIB: 25: 3,4 hal. 800 terdapat penjelasan yang sederhana tentang Dapat Dipercaya.
“Orang yang keinginan-keinginannya memang layak, dinamai Baik.
“Yang dirinya memang benar-benar mempunyai Kebaikan itu dinamai Dapat Dipercaya.

Cinta kasih, Kebenaran, Kesusilaan, Kebijaksanaan, dan Dapat dipercaya adalah 5 Kebajikan yang merupakan kebajikan tradisional China yang sangat penting. Memiliki peran yang sangat signifikan dan bernilai dalam perkembangan peradaban manusia. Semuanya berasal dari ajaran Nabi Khongcu, 5 Kebajikan tersebut dikenal secara luas di seluruh China. Untuk menjadi orang yang bermoral atau berakhlak, orang China kuno terus memelihara dan mengawasi diri sesuai dengan 5 Kebajikan dan dibawa turun temurun sampai kehidupan modern.

Kita sebagai umat Khonghucu, setetes darah kita berasal dari China. Setelah China kembali pada ajaran-ajaran Nabi Khongcu, bisa kita liat betapa hebat kemajuannya. Dengan sumber daya manusia yang memiliki etos kerja 5 Kebajikan, China kini menjadi nomor satu di dunia dalam berbagai bidang, sebut saja ekonomi, budaya, olahraga, teknologi, dan lain sebagainya. Produk-produk China kini tersebar di seluruh dunia dan penjualannya mengalahkan produk-produk dari negara-negara maju lainnya.

Intisari dari uraian di atas, tertuang dalam Bingcu VIA: 6: 7 hal. 688 yang berbunyi sebagai berikut:
“Rasa hati berbelas-kasihan tiap orang mempunyai, rasa hati malu dan tidak suka tiap orang mempunyai, rasa hati hormat dan mengindahkan tiap orang mempunyai, dan rasa hati membenarkan dan menyalahkan tiap orang juga mempunyai.
Adapun rasa hati berbelas-kasihan itu menunjukkan adanya benih Cinta Kasih, rasa hati malu dan tidak suka itu menunjukkan adanya benih kesadaran menjunjung Kebenaran, rasa hati hormat dan mengindahkan itu menunjukkan adanya benih Kesusilaan, dan rasa hati membenarkan dan menyalahkan itu menunjukkan adanya benih Kebijaksanaan. Cinta Kasih, Kebenaran, Kesusilaan dan Kebijaksanaan itu bukan hal-hal yang dimasukkan dari luar ke dalam diri, melainkan diri kita sudah mempunyainya. Tetapi sering kita tidak mau mawas diri. Maka dikatakan, ‘Carilah dan engkau akan mendapatkannya, sia-siakanlah dan engkau akan kehilangan!’ Sifat orang memang kemudian berbeda-beda, mungkin berbeda berlipat dua sampai lima atau bahkan tidak terhitung; tetapi itu tidak dapat dicarikan alasan kepada Watak dasarnya.

Demikianlah, semoga 5 Kebajikan sebagai etos kerja dalam agama Khonghucu yang telah kita miliki dari dalam diri kita, bisa dikembangkan terus menurus sehingga menjadi aset pribadi yang paling berharga dalam kehidupan ini. Akhir kata, terimalah kembali salam kebajikan iman kita. Hanya kebajikan Tian berkenan, Wei De Dong Tian.

Shanzai.

Oleh: 苏仙英 (Maria Engeline Santoso) – Makin Lasem

No comments:

Post a Comment